Gabungan Pengusaha Pertambangan Asia Afrika Bentuk Mineral Club

Jakarta, MinergyNews–  Aliansi Bisnis Asia Afrika bekerja sama dengan asosiasi pertambangan dan pengolahan mineral di masing-masing negara menginisiasi Mineral Club, gabungan pengusaha bidang mineral di negara negara Asia dan Afrika yang berkomitmen bekerja sama memajukan perekonomian dan investasi melalui optimalisasi sumber daya alam mineral dengan semangat kerja sama Asia Afrika.

Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Chairman Asia Afrika Business Alliance, Didie Soewondho kepada wartawan di Jakarta.

Didie menjelaskan, pembentukan aliansi bisnis Asia Afrika di sektor pertambangan diusulkan untuk memperkuat posisi tawar negara produsen tambang dan sebagai upaya untuk pengendalian harga komoditas itu.

“Kegiatan akan dimulai awal tahun 2017 dan diyakini mendapat dukungan dari pemerintah masing-masing negara,” ujarnya.

Nantinya, Didie menuturkan, Bauxite Club akan menjadi proyek kerja sama yang pertama. Proyek ini akan didukung oleh negara kaya mineral bauksit antara lain Indonesia, Malaysia, Vietnam, Laos, Philipina, Guyana, Siera Leone dll.

Didie mengungkapkan, adapun bentuk kerja sama antara lain pertukaran informasi pertambangan bauksit, perundangan kebijakan dan peraturan, sistim tata kelola, program pengolahan/pemurnian, program pengelolaan lingkungan, insentif investasi dan perpajakan, infratruktur, kesempatan kerja, kerjasama antar negara, pertukaran pengalaman yang positif dan tantangan masing-masing negara serta program sosialisasi melalui seminar nasional dan internasional.

“Proyek kerja sama selanjutnya akan dibentuk Nickle Club,nya,” imbuhnya

Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (Apemindo) Ladjiman Damanik menuturkan aliansi ini sangat dibutuhkan karena potensi pertambangan Afrika dan Asia juga bagus. Apalagi, produksi pertambangannya hampir sama. Harapannya dengan ada aliansi ini bisa untuk pengendalian harga seperti pada komoditas timah, nikel, dan bauksit.

“Kalau kita bisa bersinergi maka bisa mengontrol harga. Oleh karena itu, saat ini asosiasi pertambangan tengah bersinergi untuk bisa merealisasikan itu,” pungkas Ladjiman.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *