Jakarta, MinergyNews– Sepanjang triwulan 1-2020, meskipun dalam kondisi yang mengharuskan dilakukannya optimalisasi biaya dan efisiensi, PT Pertamina (Persero) tetap menjadi pemimpin secara nasional dalam jumlah kegiatan pengeboran.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman dalam keterangannya di Jakarta.
Fajriyah menegaskan, hal itu terbukti dengan berhasil dilakukannya pengeboran eksploitasi sebanyak 78 sumur dan pekerjaan workover (pekerjaan untuk mempertahankan atau memperbaiki /menambah produksi) sebanyak 161 sumur.
Sebagai contoh, tambahnya, Pertamina Hulu Energi Nunukan Company (PHENC) berhasil melakukan tajak dua sumur lepas pantai di Struktur Parang. Pengeboran kedua sumur di Blok Nunukan ini diperkirakan memiliki potensi cadangan yang cukup besar dan menjadi semangat tersendiri di tengah pandemi.
Menurut dirinya, prestasi serupa juga dicatatkan PHM yang telah melakukan pengeboran 31 sumur tajak di South Peciko dan Tunu Deep East dan menargetkan untuk mengebor 117 sumur tajak dan 2 sumur eksplorasi.
“Banyaknya jumlah sumur yang dibor itu merupakan upaya untuk memaksimalkan cadangan hidrokarbon yang tersedia karena cadangan dan produksi dari sumur-sumur yang ada sudah makin marjinal,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Fajriyah, upaya pengeboran tersebut diharapkan dapat menekan laju penurunan produksi serendah mungkin, hingga di bawah 10%.
Menghadapi situasi pandemi COVID-19, Fajriyah mengungkapkan, Pertamina melakukan berbagai penyesuaian, termasuk sistem kerja antara lain mengubah prosedur pergantian pekerja lapangan (crew change) yang sebelumnya tiap 12 hari menjadi 28 hari serta memastikan kondisi kesehatan pekerja seraya terus berupaya menjaga produksi migas sesuai target RKAP.
“Pertamina hingga saat ini memutuskan tetap melakukan investasi di sektor hulu untuk menjaga produksi dan lifting migas nasional. Pertamina terus memantau perkembangan situasi global, terutama pandemi COVID-19, harga minyak mentah dunia, serta nilai tukar rupiah terhadap dolar,” pungkas Fajriyah.