Menteri ESDM: Smelter Nikel Kadar Rendah Hasilkan Produk MHP

Jakarta, MinergyNews– Salah satu proses yang dapat dilakukan untuk memberikan nilai tambah, khususnya bagi bijih nikel berkadar rendah, adalah dengan proses hidrometalurgi.

Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, proses ini dapat mengolah bijih nikel dengan kadar rendah menjadi logam nikel murni.

“Sekarang ini ada proses hidrometalurgi, proses yang bisa memproses bijih nikel berkadar rendah. Waktu belum ada larangan ekspor, sulit untuk melakukan kontrol kadar nikel yang kita ekspor. Ke depan sudah akan dibagi, untuk nikel jenis limonit akan diproses dengan hidrometalurgi, yang berkadar lebih besar dari 1,8% bisa dicampur dengan yang rendah. Sehingga bisa menambah kemampuan kita berproduksi,” ujar Arifin.

Arifin juga menjelaskan, bahwa Indonesia memiliki cadangan nikel sebanyak 21 juta ton yang bisa bertahan lebih dari 30 tahun. Adapun 48 proyek smelter nikel berlokasi di Banten, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Maluku Utara. 11 smelter di antaranya sudah beroperasi, 19 lainnya sedang dalam tahap konstruksi.

“Khusus untuk smelter nikel kadar rendah akan menghasilkan produk MHP (mixed hydroxide precipitate), yang merupakan prekursor untuk memproduksi baterai. Ada rencana 6 smelter dan kemungkinan 1 smelter tambahan dari konsorsium BUMN. Seluruhnya kita harapkan dapat beroperasi pada 2024, dan full capacity dapat dilakukan 2-3 tahun setelah beroperasi,” pungkas Arifin.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *