Jakarta, MinergyNews– Deputy CEO PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Budi Santoso Syarif menjelaskan perbedaan dua jenis produk B30 dan D100 yang berhasil diuji coba dalam acara Power Lunch, CNBC Indonesia, Senin 20 Juli 2020.
Budi menerangkan bahwa D100 atau singkatan dari diesel solar yang berasal dari 100 persen bahan nabati. Sementara B30 merupakan biosolar dimana campuran 30 persen fatty acid methyl ester (FAME) dan 70 persen campurannya adalah solar.
“Perbedannya itu pada penerapannya,” tambah Budi. B30 dicampur terlebih dahulu di terminal-terminal BBM Pertamina, sementara D100 merupakan sawit yang sudah dibersihkan dari getah, bau, yang selanjutnya menghasilkan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) yang diolah di kilang sehingga menghasilkan D100.
“D100 lebih ramah lingkungan karena gas karbon dioksida yang dilepaskan lebih sedikit dari B100 atau FAME”, jelas Budi.
Budi juga menyampaikan bahwa Pertamina memiliki target produksi D100 di Kilang Dumai sebanyak 1.000 barel per hari, Kilang Cilacap sebanyak 6.000 barel per hari pada tahun 2022, dan Kilang Plaju sebanyak 20.000 barel per hari pada tahun 2023.
“Saya yakin 2026 kita bisa mandiri dengan memanfaatkan sumber daya alam kita,” tutup Budi.